Sunday, June 30, 2013

Sampai Kapan Mau Korea ..!!

“Gssss…..ga nyangka akan nulis tulisan ini..”
Demikian kutipan dari tulisan orang yang sejalan ama yang saya pikirkan sekarang.
Entah karena antara saking benci…benci banget,,,sampe suka, trus biasa aja —> bukan galau :o


Kalau temen2 pernah browsing tentang “Kosian” (bisa diliat di Wikipedia), Imigrasi ke Korea Selatan Kebanyakan imigran tidak memenuhi syarat untuk kewarganegaraan atau residensi bahkan permanen, kecuali mereka menikah dengan warga negara Korea Selatan atau telah menginvestasikan lebih dari $ 5 juta USD dalam ekonomi lokal. Pengecualian dibuat untuk mereka yang memberikan kontribusi bagi bangsa non-keuangan telah secara khusus diakui oleh Menteri Kehakiman, dan pemegang visa bisnis yang telah menginvestasikan lebih dari US $ 500.000. Imigran menghitung hanya sekitar 1% dari populasi yang tumbuh.
Mayoritas orang Korea menganggap orang Asia tenggara seperti Indonesia ini lebih rendah derajatnya. Well buat yang belum tahu, Kosian adalah istilah mereka untuk pernikahan antara Korea-Asian.
orang indo tidak menghargai budayanya sendiri kalau menurut ane sih karena budayanya tidak dilestarikan dan tidak diperhatikan *opini, tidak dikembangkan. Gimana mau memperhatikan kalau sudah yang di dahulukan budaya luar daripada punya sendiri (*read: yang pada cinta korea), apalagi hanya segelintir orang yang peduli terhadap budayanya dan berusaha melestarikannya, tapi tidak dihargai sehingga yang ada capek dan lelah sendiri.





kalaupun ada usaha untuk melestarikan budayanya adalah untuk "mewajibkan" orang untuk mengikuti budayanya, (itupun kalo pada mau).


Wednesday, June 12, 2013

The famous peoples from hell

The famous peoples from hell
Sekilas melihat judul ini saya tidak yakin akan selesai menulisnya, karena seolah meletakan beban yang sangat berat di kepala atau bahkan sebaliknya memikul kembali beban yang lebih berat. Sudah lama sebenarnya saya ingin menyampaikan tentang permasalahan ini, tapi sekali lagi (*perlu di ingat) apa yang saya sampaikan di blog ini bukanlah nasehat, ceramah, ataupun artikel islami yang mengandung ilmu yang bermanfaat, tapi ini hanya tulisan sampah yang saya pungut dari kehidupan tak menentu pada diri saya pribadi, yang tentunya memang dari ulah pribadi juga (cari yang aman biar tidak ada yg di salahkan).
Dan ketika hari ini saya menulis tulisan ini sambil mnahan pusing yang sudah 3 hari yang lalu enggak mau pergi, ceritanya habis mengantar Bp Sulthon  -Jeddah,saudi-  (donatur masjid genuk&bukit kencana) muter2 semarang nyampe ke NS jam 8 malam, pas kbetulan ada ngajar di kelas MSA(program bahasa arab u/ mahasiswa) padahal aslinya lupa *ngeles aslinya pengen tidur. Permasalahanya habis tepar ini bangun jam 2 pagi, habis itu sok-sok an pengen istikhoroh sama tahajjud (di sebagian riwayat di perbolehkan menggabungkan 2 ibadah sunnah) biar enteng jodoh*haha bukan bukan.. habis malam itulah kepala rasanya udah lepas dari tubuhnya nyampe sekarang.(malah curhat :P  ..)
-Kembali ke topik- Ada satu hadits yang selalu terngiang-ngiang di kepala saya, awal mula mendengar itu saya ingat ketika pelajaran Mutholaah/Qiroah kelas 3 SMA, sampe sekarang pun gambaran tentang hadits Nabi Muhammad ini kerap menghantui saya, bukan GR,tapi masuk neraka siapa sih yang bisa yakin bisa selamat?


Saturday, June 1, 2013

Layang-Layang Tanpa Benang


Hari ini siswa kelas IX baru aja menerima pengumuman kelulusan UN mereka. Terlihat kegembiraan di mata-mata siswa dan orang tua, tapi bagi saya hari ini bukanlah hari yang menggembirakan seperti halnya yang mereka rasakan, karena selain gembira 100% mereka lulus saya juga merasa sedih dengan perpisahan di antara kita (apaan sih..).
Kalo bicara tentang pelepasan/Akhir sanah kelas IX nih bagi saya bisa dimisalkan seperti main layang-layang, wah berati meraka anak Al4y (anak layangan) dong, haha ga gitu juga kali. Tapi tidak seperti biasanya seorang yang main layangan, karena kali ini harus melepas layang-layang tanpa benang .. maka hal tersebut tidak akan terlepas dari 3 hal:
1.      Layangan itu akan terbang tinggi dan semakin tinggi,kemudian turun dengan tenang ke tangan pemilik layang-layang tersebut. Artinya adalah ketika kalian beranjak dari sekolah ini kalian akan terus belajar menjadi pintar dan semakin pintar sehingga ketika kalian sudah sukses akan kembali ke sekolah ini dan melanjutkan perjuangan guru-guru kalian yang terdahulu membangun sekolah ini. Hal ini tidak jarang ditemukan, kita ambil saja contoh beberapa murid Syeikh Bin Baaz yang melanjutkan perjuangan gurunya menebarkan ilmu di Madinah kota Nabi, muridnya sy Ibnu Utsaimin yang melanjutkan madrasah gurunya di Unaizah mekah, atau murid sy Muqbil di Zaman. Yang pertama ini menurut saya yang paling bagus, dan mulia.